Selasa, 19 Januari 2016

Hanyalah Sebuah Perjalanan

Bagiku hidup adalah untaian cerita penuh makna yang abstrak. Membias dalam keseharian di atas kanvas tanpa warna dasar. Saat bahagia, betapa kanvas itu selalu ingin diwarnai dengan tinta warna-warni pelangi. Namun ketika bersedih, kanvas itu seolah-olah basah akan genangan air dan sulit diwarnai kecuali dengan cipratan lumpur ratapan pilu.

Merangkak, duduk, berjalan lalu berlari (baca : kiasan tahap-tahap kehidupan) adalah salah satu fase dalam setiap bentuk kehidupan. Tak ada satupun manusia yang bisa melompati fase tersebut. Alur kehidupan tak pernah berganti meski zaman telah merubah hari dan usang tergantikan pesatnya arus teknologi. Terus bergulir tak berhenti sejenak waktupun saat menggilas kehidupan yang tengah berjalan. 

Menangis atau tertawa, hitam atau putih, baik atau buruk, bising atau sunyi, menjerit atau bungkam hanyalah bagian kecil dari setiap sisi kehidupan. Semua pasti terbagi pada dua sisi, seperti yang telah Tuhan gariskan bahwa segala sesuatu di dunia ini diciptakan berpasang-pasangan. Maha Besar Kuasa-Nya yang telah menciptakan segala sesuatunya secara sempurna dan berimbang.

Panas mentari yang membakar kulit saat ini membuatku terpaku di sudut bisu. Betapa aku merindukan butiran-butiran bening yang jatuh dari langit dan mampu mendamaikan bumi yang gersang akan rintik air.  Semakin ku mengerti bahwa setiap tangisan terkadang mampu meredakan sesak di hati akan sebentuk kegalauan. Tak menutup kemungkinan juga bila bening air di matapun mampu membuat ekspresi kebahagiaan terlihat begitu sempurna. 

Sebongkah kehidupan adalah secarik perjalanan, bukan tujuan. Hidup hanyalah jembatan yang dibangun oleh-Nya dan diciptakan untuk diwarnai seindah mungkin oleh kita, bahkan lebih indah dari warna pelangi yang pernah ada. Memang tak semudah mewarnai gambar di atas secarik kertas, namun bukankah Tuhan telah anugrahkan sempurnanya akal untuk berpikir dan mencerna bagi manusia sebagai mahluk yang paling mulia diantara mahluk lainnya?

 إِنَّ اللَّهَ عِندَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَداً
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sesungguhnya Allah SWT hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana Dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Luqman (31) : 34).

Tidak ada komentar: